Wednesday, October 7, 2009

Bahasa Indonesia Dipelajari 40 Negara

Baru baca berita disini, yang dibilang bahwa ada 40 negara lain yang mempelajari bahasa Indonesia. Menurut berita itu juga, hal ini merupakan hal yang membanggakan dan menggembirakan.

Tapi kok gw merasakan ini justru hal yang musti diwaspadai. Dengan negara-negara seperti Jepang dan Australia mempelajari bahasa kita, nanti tenaga kerja mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan disini, yang nantinya akan membuat mereka bisa sukses di negara ini.

Bagus jika kesuksesan mereka tidak merugikan kita. Bagaimana jika kesuksesan mereka itu membuat mereka menjadi top-top level perusahaan di Indonesia, sehingga tenaga kerja lokal hanya menjadi bawahan mereka. Kemudian apabila saatnya regenerasi, digantikan oleh bangsa mereka juga. Seterusnya tenaga kerja lokal hanya akan jadi bawahan. Mereka akan menciptakan pasar dimana orang-orang Indonesia yang menjadi pembelinya, mereka akan menciptakan produk-produk dimana orang Indonesia yang menjadi konsumennya, dan mereka juga yang mengepalai perusahaan-perusahaan yang menguasai pasar. Uang lari ke mereka dan negaranya, kekuasaan jatuh ke mereka dan negaranya. Dengan adanya Harta dan Tahta, bukan tidak mungkin wanita juga akan mereka ambil. Sudah bukan rahasia lagi jika umumnya cewe cewe lokal has a thing with 'bule', ga semua emang, tapi umum.

Mungkin ini skenario terburuk yang semoga tidak terjadi. Tetapi jika akan terjadi, tampaknya kita perlu mempersiapkan diri untuk meng-counter ini

4 comments:

  1. kok kalo gw baca ini, kayanya klimaks kekhawatiran luw lebih di bagian: "Dengan adanya Harta dan Tahta, bukan tidak mungkin wanita juga akan mereka ambil. Sudah bukan rahasia lagi jika umumnya cewe cewe lokal has a thing with 'bule', ga semua emang, tapi umum." yah..hehehe...

    ReplyDelete
  2. wiwin likes this :)
    setuju gwe ma pendapat lo za..selain ada kebanggaan bahwa bahasa kita dipelajari oleh beberapa negara ternyata ada kekhawatiran dibalik itu hihihi apa jadinya kita semua kalo ga bisa berkompetisi dengan mereka pas free trade udah bener2 dimulai

    ReplyDelete
  3. @rauff
    betul, namun sekiranya terjadi, sebaiknya kita sudah siap untuk meng-counter-nya, hehe

    ReplyDelete