Tuesday, May 24, 2011

Hikayat Sang Musafir: 3 Sifat Muslim

Cerita ini gw dapatkan dari khotbah Sholat Jumat di suatu ketika, entah kapan. Ga tau juga siapa sumbernya, apakah murni karangan Khatib atau bukan, yang pasti all credits goes to the creator, not me.

Alkisah dimasa lampau, ada seorang pemuda muslim yang melakukan perjalanan jauh di padang pasir dengan persediaan air dan makanan yang sudah menipis. Suatu ketika Ia singgah pada Oasis, yang didekatnya terdapat perkebunan buah. Karena sangat lapar dan haus, Ia segera meminum air dari Oasis dan memetik buah untuk dimakan.

Tak lama setelahnya, ada seorang kakek tua yang menghampiri dirinya sambil marah-marah. Kakek tersebut pun mencabut pedang dan menebas-menebas ke arah sang Pemuda. Merasa nyawanya terancam, yang Pemuda membalas serangan kakek. Sayangnya, tusukan balasan yang Pemuda lancarkan tidak dapat ditepis oleh Sang Kakek, sehingga mencabut nyawa Kakek tersebut.

Sang Pemuda menyesal, namun semua telah terjadi. Ia bersiap-siap untuk memandikan, mensholati dan mengubur Sang Kakek. Ditengah kegiatan, datanglah beberapa orang menghampiri, yang ternyata adalah keluarga sang Kakek. Mereka kontan marah, menahan pemuda tersebut dan membawanya ke perdesaan yang letaknya tidak jauh dari Oasis.

Ditengah perjalanan, sang Pemuda mendapati kenyataan bahwa perkebunan buah itu adalah milik Sang Kakek tersebut, dan akhir-akhir ini, memang banyak bandit yang mencuri buah. Semakin menyesal-lah hati sang Pemuda.

Sampai di desa, Keluarga kakek yang diwakili oleh anaknya, menghadap ke hakim untuk melapor. Hakim datang dan meminta Pemuda untuk menceritakan kejadian sebenarnya. Pemuda yang memang merasa bersalah, menceritakan dengan sejujur-jujurnya, merasa sangat menyesal dengan kekhilafannya, dan berkata siap menerima hukuman yang setimpal, meski harus kehilangan nyawa sekalipun.

Hakim memutuskan untuk menghukum mati sang Pemuda, namun tiba-tiba yang pemuda memohon kepada hakim untuk diberi waktu 1 bulan, untuk menyelesaikan urusannya yang menjadi dasar kenapa Pemuda tersebut melakukan perjalanan yang membuatnya sampai ke Oasis. Sang pemuda juga mengatakan ingin bertobat dan mengucapkan perpisahan dengan keluarga dan lingkungannya. Ia berjanji akan kembali lagi tepat 1 bulan.

Keluarga sang Kakek marah dan tidak terima, namun sang Hakim mengizinkan dan bahkan meminjamkan onta untuk sang pemuda, agar perjalanan sang Pemuda bisa lebih cepat dan tepat waktu 1 bulan untuk kembali lagi. Pergilah Sang Pemuda tersebut, dengan Onta pinjaman Hakim dan ancaman dari keluarga sang Kakek yang akan mencarinya ke ujung dunia sekalipun jika ia tidak kembali.

Tepat satu bulan, di sore hari, tanpa disangka semua orang di desa tersebut kecuali sang Hakim, Sang pemuda kembali ke desa tersebut. Ia mengembalikan onta pinjamannya kepada Hakim dan bersiap menerima hukuman. Keluarga sang kakek yang telah berkumpul terkejut seakan tidak percaya, Sang Pemuda kembali mengantarkan nyawanya sendiri. Ketika wakil keluarga Sang Kakek bertanya kepada sang Pemuda kenapa ia kembali lagi, sang pemuda menjawab:

"Apa kata orang nanti, jika seorang muslim tidak menepati janjinya"

mendengar jawaban tersebut, wakil keluarga sang Kakek masih ragu, dia berpikir mungkin ada andil sang Hakim hingga kenapa pemuda kembali lagi, yang mungkin menjadi alasan kenapa Sang Hakim memberinya waktu 1 bulan dan meminjamkan onta. Iapun bertanya kepada Hakim kenapa mengizinkannya dan apa andil Hakim atas kembalinya sang Pemuda, sang Hakim-pun menjawab:

"Apa kata orang nanti, jika seorang muslim tidak mempercayai janji saudaranya"

mendengar dua jawaban tadi, wakil keluarga Sang kakek terdiam, lalu meminta hakim agar mengganti hukuman mati dan meminta agar diganti dengan hukuman lain. Sang Pemuda sangat heran, dan bertanya kenapa demikian. Sang Wakil keluarga menjawab:

"Apa kata orang nanti, jika seorang muslim tidak memaafkan kekhilafan saudaranya"


The End.


Jadi demikianlah ceritanya, gw pribadi sih suka ama cerita ini. Kesimpulannya ada 3 sifat Muslim yang dapat diambil dari cerita diatas, yaitu:
  1. Menepati Janjinya
  2. Mempercayai Saudaranya
  3. Memaafkan Kekhilafan Saudaranya
Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment